Disuruh Menghadap ke Duren Tiga Usai Brigadir J Dibunuh, Acay Kaget Ferdy Sambo Pasang Muka Marah Sambil Merokok

Rabu, 26 Oktober 2022 | 17:14 WIB
Disuruh Menghadap ke Duren Tiga Usai Brigadir J Dibunuh, Acay Kaget Ferdy Sambo Pasang Muka Marah Sambil Merokok
Disuruh Menghadap ke Duren Tiga Usai Brigadir J Dibunuh, Acay Kaget Ferdy Sambo Pasang Muka Marah Sambil Merokok. (Suara.com/M Yasir)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Fakta baru terungkap di balik kasus pembunuhan berencana terhadap Brigadir J atau Nofriansyah Yosua Hutabarat. Ferdy Sambo  ternyata sempat merokok dengan kondisi wajah memerah seperti orang marah sesaat setelah Yosua dibunuh.

Hal itu diungkap olah AKBP Ari Cahya Nugraha alias Acay saat bersaksi di sidang obstruction of justice dengan terdakwa Irfan Widyanto. Dalam kesaksiannya, Acay mengaku ditelepon Ferdy Sambo pada 8 Juli 2022 sekitar 17.30 WIB.

"Kurang lebih ditelpon pukul 17.30 WIB dengan kalimat 'Cay ke rumah saya sekarang'. Saya sampaikan siap jenderal. Telepon ditutup oleh beliau," tutur Acay di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Rabu (26/10/2022).

Tersangka kasus obstruction of justice pembunuhan berencana Brigadir J ditunjukkan petugas saat saat proses pelimpahan berkas perkara tahap dua kasus di Gedung Kejaksaan Agung, Jakarta Selatan, Rabu (5/10/2022). [Suata.com/Alfian Winanto]
Tersangka kasus obstruction of justice pembunuhan berencana Brigadir J ditunjukkan petugas saat saat proses pelimpahan berkas perkara tahap dua kasus di Gedung Kejaksaan Agung, Jakarta Selatan, Rabu (5/10/2022). [Suata.com/Alfian Winanto]

Saat itu Acay sedang berada di ruang kerjanya di Bareskrim Polri. Acay kemudian mengajak Irfan ke rumah Ferdy Sambo di Bangka, Kemang, Jakarta Selatan menggunakan sepeda motor.

Baca Juga: Satpam Bersaksi Soal DVR CCTV Pembunuhan Brigadir J, AKP Irfan Widyanto: Saya Keberatan!

"Karena yang saya tahu rumahnya Pak Ferdy Sambo itu di Bangka, Kemang makanya saya sama Pak Irfan datang pertama kali tidak ke Duren Tiga namun ke Kemang. Sampai di sana, tidak ada aktivitas apapun," ungkap Acay.

Selanjutnya, Acay menghubungi sopir Ferdy Sambo Brigadir Daden Miftahul Haq. Namun, tidak diangkat hingga akhirnya Daden menelepon balik kepadanya.

"Saya jelaskan bahwa saya telepon Daden ini dalam rangka karena saya diperintahkan menghadap Bapak (Ferdy Sambo) untuk datang ke rumah. Cuma saya sampai di rumah Bangka Kemang kok tidak ada aktivitas. Daden menjelaskan bahwa posisi Pak Kadiv Propam ada di rumah Duren Tiga," jelas Acay.

Setelah itu, Acay dan Irfan bergegas ke rumah dinas Ferdy Sambo di Kompleks Polri Duren Tiga, Pancoran, Jakarta Selatan. Dia tiba sekitar pukul 18.30 WIB.

Baca Juga: Tak Mungkin Ditolak, Sosok Paling Berpengaruh akan Pertemukan Ferdy Sambo dan Keluarga Brigadir J

"Sampai di sana, terdakwa (Irfan) hanya di luar, saya tidak tahu aktivitasnya apa. Karena saya pribadi yang dipanggil Pak FS. Saya masuk lewat pintu samping," katanya.

Saat masuk, lanjut Acay, dia melihat Ferdy Sambo tengah merokok di dekat garasi menggunakan baju dan celana PDL. Ketika itu, Ferdy Sambo menampakan raut wajah memerah seperti orang marah hingga Acay tak berani menegur.

"Beliau (Ferdy Sambo) sedang merokok sendirian, mengenakan pakaian PDL dan celana PDL tapi alas kakinya saya lupa. Dengan wajah mohon maaf tidak seperti biasanya, wajahnya merah seperti orang marah, beliau masih merokok sendirian," beber Acay.

"Setelah rokok dimatikan baru saya berani mendekati beliau untuk melaporkan. 'Mohon izin jenderal, mohon perintah jenderal'. Disampaikan 'tidak ada'. Beliau hanya minta ikut masuk," imbuhnya.

Foto Brigadir J sesaat setelah dieksekusi (Foto: Istimewa)
Foto Brigadir J sesaat setelah dieksekusi (Foto: Istimewa)

Saat Acay masuk dia lantas melihat seseorang telah tergeletak bersimbah darah di dekat dapur.

"Terlihat seseorang tergeletak di sebelah tangga, mohon izin jenderal itu siapa?," tanya Acay ke Ferdy Sambo.

"Yosua," jawab Ferdy Sambo seperti dituturkan Acay.

"Kenapa jenderal?" Acay saat itu kembali bertanya.

"Kurang ajar dia, sudah melecehkan ibu. Bahasanya hanya seperti itu, melecehkan ibu? Terus kenapa tergeletak? Saya lupa secara persis apakah tembak menembak atau ditembak tapi yang jelas beliau ceritanya seperti itu," tutur Acay.

"Jadi pada waktu itu saudara masih lihat jenazah korban?" tanya ketua majelis hakim Wahyu Imam Santosa.

"Masih ada yang mulia," terang Acay.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI